Kepada Siapa Harus Mengadu

Nasib masyarakat yang tinggal di pedesaan memang sangat ironis ibarat anak tiri mungkin itu istilah yang pantas untuk mereka. bagaimana tidak, dari mulai  ifrastruktur hingga pendidikan selalu terbelakang dari masyarakat yang tinggal di perkotaan hal ini bisa saya jumpai di sebuah desa yang tengah berkembang di kabupaten subang jawa barat. tepatnya desa jatireja kecamatan compreng dimana masyarakatnya sebagaian besar mencukupi kebutuhan hidupnya dari bercocok tanam.

Wilayah yang membentang seluas 200-an hektar lebih ini sebenarnya memiliki tempat yang strategis karena berbatasan langsung dengan kabupaten tetangga yakni Indramayu. Sekitar 60 % penduduknya bermata pencaharian Petani 15 % buruh tani 10% pedagang dan sisanya 15% sebagai pengrajin anyaman, guru, pegawai dan wiraswasta. 

Dari hasil bumi desa jatireja yang paling dominan adalah jenis tanaman padi, palawija, dan buah-buahan. yang pemasarannya menembus pasaran Jakarta dan sekitarnya. sedangkan para pengarjin anyaman, sebenarnya mereka hanya sebagai buruh saja yang mengandalkan upah dari para penyalur. Diantara produk yang di hasilkan dari anyaman itu antara lain kursi meja dan jenis-jenis mebelir ala rotan lainnya.

Ada yang di sayangkan memang di desa jatireja ini dari sekian banyak potensi yang bisa dikembangkan semuanya terbentur pada akses jalan yang lima tahun terakhir ini tidak begitu diperhatikan oleh pihak pemerintah daerah. Sehingga sepanjang belasan kilometer jalan yang dikelola langsung oleh Pemda II tersebut 80 % berkubang yang sulit di lalui oleh kendaraan roda 4.

Sebenarnya kami ingin menampilkan gambar2 tersebut sebagai bukti dan fakta yang kami miliki tapi nampaknya tidak pada tulisan sekarang insya Alloh berikutnya.