(JANGAN) ADA DUSTA DIANTARA KITA.


Secercah kesejukan menyiram gejolak kegeraman begitu mendengar ungkapan kebusukan dunia hukum yang terungkap ketika Mahkamah Konstitusi memutar secara terbuka hasil sadapan telepon Anggodo. Seusai rekaman, dalam menjawab adanya argumen bahwa pemutaran secara terbuka untuk umum itu merupakan pelanggaran azas Presumption of Justice (praduga tak bersalah), seorang anggota Majelis Hakim MK yang beribu maaf saya tidak tahu namaya, menjelaskan bahwa hal itu dilakukan justru demi keterbukaan untuk mengantispasi atau meredam semakin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap dunia hukum, sebagai anggota Majelis Hakim MK dan juga sebagai seorang Muslim, ia lalu mengatakan Insya Alllah MK akan mempertanggung jawabkannya dunia akhirat, kemudian ia menjelaskan Islam sejak diturunkannya Al-Qur’an sudah menegaskan konsekuensi bila seseorang melakukan Presumption of Justice atau Su’udzon, sebagaimana yang ditulis dalam surah Al-Hujurat “Hai orang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk, sesungguhnya sebagian prasangka buruk itu adalah dosa, janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangan bergunjing antara sesamamu. Adakah seorang diantaramu mau makan daging saudaranya yang telah mati ? tentu hal itu menjijikkanmu…”(Al-Hujurat 12)

Saya, dan mungkin jutaan pemirsa lainnya terharu, baru kali itulah seorang hakim, dalam sebuah persidangan, mengungkapkan kesempurnaan nilai Ilaihi sebagai pembanding dengan hukum yang dibuat oleh manusia.
Ucapan hakim MK itu bak oase sejuk ditengah gurun dunia hukum dan peradilan yang masih dipenuhi figur-figur yang dalam Al Qur’an dikategorikan sebagai Sammaa’uuna likazibi akkaluuna lii suhti… golongan tukang rekayasa (bohong) yang gemar makan yang haram (penggalan surah Al-Maidah 42). Abul ‘Aliyah Rohimahullah menafsirkankan ayat ini sebagai : “pembohong dan pemakan makanan haram itu membuat kerusakan dipermukaan bumi dengan suap dan sogok, mereka mengikuti dan meniru sifat orang-orang Yahudi”. Ulaa’ikal ladzina la’anahumullaahu faashaam mahum wa a’maa absharahum..mereka itu orang-orang yang dilaknat Allah, ditulikan pendengarannya dan dibutakan pengelihatannya (Muhammad-23).

Rekaman itu mengungkapkan fakta betapa bendera-bendera kedzoliman, kemunafikan, kedengkian, berkibar megah ditiup angin ketakaburan dan keserakahan. Keadilan diputar balik bahkan diperjual belikan, dusta jadi bagian kehidupan, saling hasut saling rekayasa dan saling bongkar aib dijadikan mata pencaharian. Riswah (korupsi) seakan sudah jadi perbuatan halal, koruptor terkesan dilindungi bahkan dihormati.
Situasi semacam ini bila dibiarkan, berpotensi mengakibatkan bukan hanya merusak sistem dan sendi kehidupan tapi juga mengakibatkan kehancuran akhlaq yang hebat, untuk menghentikannya dibutuhkan sikap tegas namun bijak seorang pemimpin, pemimpin bijak yang tidak segan meminta dan mendengar petuah pada Ulama sebagaimana dilakukan oleh Khalifah Harun Al-Rasyid yang mohon petuah dari Syaqiq Al-Balkh sebagaimana dikisahkan Fariduddin Al-Attar dalam buku Manthiqut Thair.

“Berilah petuah padaku” pinta Harun. “jika demikian, dengarkanlah” Syaqiq memulai “Allah yang maha besar memberi padamu kedudukan Abu Bakar yang setia dan Dia menghendaki kesetiaan yang sama darimu. Allah telah memberi kedudukan Umar yang dapat membedakan kebenaran dan kepalsuan. Dia menghendaki engkau dapat pula membedakan kebenaran dan kepalsuan. Allah telah memberimu kedudukan Utsman yang memperoleh cahaya kesederhanaan dan kemulyaan, dan Dia menghendaki agar engkau juga bersikap sederhana dan mulia. Allah telah memberikan padamu kedudukan Ali yang diberkahiNya dengan kebikasanaan dan sikap adil. Dia menghendaki agar engkau bersikap bijaksana dan adil.

“Lanjutkanlah..!” pinta Harun. “Allah mempunyai tempat yang diberi nama neraka” Syaqiq meneruskan “Dia telah mengangkatmu menjadi penjaga pintu neraka dan mempersenjataimu dengan 3 hal : kekayaan, pedang dan cemeti. Allah memerintahkan : dengan kekayaan, pedang dan cemeti itu usirlah rakyatmu dari neraka. Jika ada orang yang datang minta tolong, jangan engkau bersikap kikir. Jika ada yang menentang perintah Allah, perbaiki didrinya dengan cemeti. Jika ada yang membunuh saudaranya, tuntutlah pembalasan yang adil dengan pedang itu. Jika engkau tidak melaksanakan perintah Allah itu, niscaya engkau akan menjadi pemimpin orang-orang yang masuk kedalam neraka itu”.

“Lanjutkan !” desak Harun. “Engkau adalah telaga dan menteri-menterimu adalah anak-anak sungainya. Apabila telaga itu bening, bening pula anak-anak sungainya, jika telaga itu keruh, betapa mungkin anak-anak sungai akan bening ?”.
“Lanjutkan !” teriak Harun. Syaqiq bertanya “Seandainya engkau hampir mati kehausan di tengah padang pasir dan saat itu ada seseorang menawarkan seteguk air, berapakah harga yang berani engkau bayar untuk mendapatkan air itu ?”
“Berapapun yang dimintanya” jawab Harun. “Seandainya ia baru menjual air itu seharga setengah kerajaanmu ?” tanya Syaqiq. “Aku akan menerima tawarannya itu” jawab Harun.
“Kemudian andaikan pula air yang telah engkau minum itu tidak dapat keluar dari dalam tubuhmu sehingga engkau terancam binasa” Syaqiq melanjutkan “ sesudah itu datang pula seseorang menawarkan bantuan padamu, berkata ‘kau akan kusembuhkan tapi serahkan setengah dari kerajaanmu’ apa jawabmu ?”.
“Akan kuterima tawarannya itu” jawab Harun. “Kalau begitu, mengapa engkau membanggakan diri dengan sebuah Kerajaan yang harganya hanya seteguk air yang kau minum lalu kau keluarkan kembali ?”. Harun menangis, memeluk Syaqiq dengan penuh rasa hormat.

Sumber kemelut akhlaq dinegeri ini adalah semakin tipisnya keperdulian Umaroh dan Ulama atas semakin turunnya kadar Khosiatulloh atau rasa takut rakyat/ummat akan konsekuensi hukuman Allah. Segala sesuatu harus dimulai dan diteladani dari atas sebagaimana dijelaskan oleh Syaqiq Al-Balkh : “Engkau adalah telaga dan menteri-menterimu adalah anak-anak sungainya. Apabila telaga itu bening, bening pula anak-anak sungainya, jika telaga itu keruh, betapa mungkin anak-anak sungai akan bening ?”.

Tasikmalaya 18 November 2009
DR. H. Budi Schwarzkrone. Msc.
Mubaligh Ponpes Suryalaya.
Insan Film dan TV.

Komentar

  1. Setuju Sob !!!
    Nice Posting !!!
    hehehehehe,..
    salam seribu damai,...

    BalasHapus

Posting Komentar

Isi Komentar Boss...!!!

Postingan Populer