EVALUASI PEMBELAJARAN PAI SMA MITRADHARMA CILILIN

EVALUASI PEMBELAJARAN PAI SMA MITRADHARMA CILILIN
MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Managemen Kurikulum PAI
Dosen Pengampu :
Dr. HELMAWATI, S.E., M.Pd.I,
Oleh:
Suhendra
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG 2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Prayitno, dalam Teori dan Praksis Pendidikan
(2009-55), Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk
mengarungi kehidupan yang lebih mulia dan maju. Kegiatan pendidikan
yang dilaksanakan melalui interaksi yang terjadi antara pendidik dengan
peserta didik merupakan peristiwa yang istimewa dan unik. Dikatakan
istimewa karna dengan pendidikan itulah manusia dipersiapkan untuk
menjalani kehidupannya, dan diarahkan serta dimungkinkan untuk
mencapai tujuan kehidupannya yang lebih baik. Dikatakan unik karna
mengandung ciri-ciri khas yang tidak terdapat pada kegiatan-kegiatan
lainnya. Ciri-ciri khas itu terutama ditandai dengan adanya sejumlah
kandungan pokok yang terdapat pada kegiatan pendidikan, yaitu adanya
peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan, yang ketiganya
terintegrasi melalui proses pembelajaran yang terjadi pada suatu kondisi
yang disebut situasi pendidikan.
Upaya pendidikan diwujudkan melalui kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik dengan energi pembelajaran yangdituangkan dalam
muatan materi pembelajaran menjadi proses pembelajaran. Proses
pembelajaran yang dikehendaki adalah pelayanan unggul terhadap
peserta didik untuk mencapai optimalisasi perkembangan mereka.
Pelayanan unggul demikian itu dilandaskan pada pendekatan dan
konstruk yang tepat, meliputi berbagai komponen yang jelas, sistematik,
dinamis, efektif dan efisien. Komponen- komponen dalam pendidikan
terdiri dari pendidik, peserta didik, proses pembelajaran, materi
pembelajaran, sarana dan prasarana, evaluasi pembelajaran, dan hasil
pembelajaran. Guru sebagai pendidik mempunyai peranan penting dalam
2
mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran di Sekolah. Seorang guru
bukan hanya memberikan pengetahuan kepada siswa
Kemampuan guru dalam menerjemahkan dan kemudian
menyusun indikator ketercapaian pembelajaran pada silabus sejauh ini
hanya mengedepnakan aspek kognitif dan psikomotorik saja. Sedangkan
aspek afektif nyaris tidak tersentuh. Secara gamblang, dapat diketahui
dari ketercapaian yang diperoleh peserta didik misalnya pada materi
shalat, masih sebatas pengetahuan tantang tata cara shalat yang benar
serta bagaimana mempraktekkannya. Esensi serta hikmah shalat masih
belum menancap kuat pada sanubari peserta didik, dan belum terlihat
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Problem PAI dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Dari proses belajar-mengajar, guru PAI lebih terkonsentrasi
persoalan- persoalan teoritis keilmuan yang bersifat kognitif semata
dan lebih menekankan pada pekerjaan mengajar/ transfer ilmu.
b. Metodologi pengajaran PAI selama ini secara umum tidak kunjung
berubah, ia bagaikan secara konvensional-tradisional dan monoton
sehingga membosankan peserta didik.
c. Pelajaran PAI seringkali dilaksanakan di sekolah bersifat menyendiri,
kurang terintegrasi dengan bidang studi yang lain, sehingga mata
pelajaran yang diajarkan bersifat marjinal dan periferal.
d. Kegiatan belajar mengajar PAI seringkali terkonsentrasi dalam kelas
dan enggan untuk dilakukan kegiatan praktek dan penelitian di luar
kelas.
e. Penggunaan media pengajaran baik yang dilakukan guru maupun
peserta didik kurang kreatif, variatif dan menyenangkan.
3
f. Kegiatan belajar mengajar (KBM) PAI cenderung normatif, linier,
tanpa ilustrasi konteks sosial budaya di mana lingkungan peserta
didik tersebut
4
berada, atau dapat dihubungkan dengan perkembangan zaman
yang sangat cepat perubahannya.
g. Kurang adanya komunikasi dan kerjasama dengan orangtua
dalam menangani permasalahan yang dihadapi peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas,
maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana evaluasi terhadap hasil program pembelajaran PAI di
SMA Mitradharma Cililin?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah:
Untuk mengetahui bagaimana evaluasi terhadap hasil program
pembelajaran PAI di SMA Mitradharma Cililin.
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Hakikat Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Secara bahasa Evaluasi berasal dari bahasa inggris, Evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut istilah
para pakar kependidikan berbagai macam redaksi, diantaranya:
Menurut Hayati (dalam Desain Pembelajaran; 2009), evaluasi dapat
diartikan sebagai, “suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu
kesimpulan”. Sedangkan menurut Abidin (dalam Evaluasi
Pembelajaran; 2010), evaluasi adalah. “proses untuk melihat apakah
perencanaan yang sedang di bangun berhasil sesuai dengan harapan
awal atau tidak”.11 Menurut Hamalik evalaasi adalah. “suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan menentukan kualiatas (nilai atau arti)
daripada sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu”.
Kemudian menurut Sanjaya evaluasi adalah. “suatu proses yang
sangat penting dalam pendidikan guru, tetapi pihak- pihak yang terkait
dalam program itu seringkali melalaikan atau tidak menghayati
sungguh-sungguh proses evaluasi tersebut”.
Berdasarkan beberapa pengertian evaluasi yang telah
diuraikan di atas, dapat dipahami bahwa evaluasi merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Jika diambil sebuah
kesimpulan berdasarkan beberapa pendapat di atas, Proses kegitan
yang terencana dan sistematis untuk mengukur suatu objek
berdasarkan pertimbangan dan criteria tertentu.
6
7
Evaluasi program termasuk pengukuran kinerja program,
sumber biaya, aktivitas program, outcomes program, dan pengujian
asumsi sementara yang berhubungan dengan tiga elemen ini. Satu
kontribusi potensial penting dari evaluasi program adalah kegunaanya
oleh pengambil kebijakan, manager, dan staf untuk mengubah sumber,
aktivitas, atau tujuan program untuk meningkatkan kinerja program.
Bagaimanapun juga, evaluasi mengandung lebih banyak seni
daripada ilmu pengetahuan.
2. Tujuan dan Manfaat Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk menghasilkan informasi yang
dapat memandu keputusan mengenai adopsi atau modifikasi
program pendidikan. Evaluasi diharapkan untuk menyelesaikan
berbagai tujuan: (a) Mendokumentasikan kejadian; (b) Mencatat
perubahan siswa; (c) Mendeteksi daya kelembagaan; (d)
Menempatkan kesalahan bagi permasalahan; (e) Membantu
membuat keputusan administratif; (f) Memfasilitasi aksi perbaikan;
dan (g) Meningkatkan pemehaman kita terhadap pembelajaran.
Masing-masing tujuan ini berhubungan secara langsung atau
tidak pada nilai suatu program dan mungkin suatu tujuan legitimasi
untuk studi evaluasi tertentu. Hal ini sangatlah penting untuk
disadari bahwa masing- masing tujuan membutuhkan data yang
terpisah: semua tujuan tidak dapat disajikan dengan pengumpulan
data tunggal.
3. Evaluasi Internal dan Eksternal
a) Evaluasi Internal
Suatu evaluasi internal, yang diadakan secara internal oleh
staf yang bekerja pada program tersebut, biasanya berkembang
8
secara alami. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan feedback
pada aspek program yang tinjauan dan kemungkinan revisi sedang
berlangsung. Apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak?
Apakah perlu perbaikan? Apakah perlu perbaikan di pertengahan
keberlangsungan program tersebut? Evaluasi pada umumnya tidak
dimaksudkan untuk pihak luar; bagaimanapun, evaluasi dapat
berbagi dengan pihak luar sebagai cara demonstrasi bahwa staf
sekolah menerapkan peraturan aktif dalam mengevaluasi dan
meningkatkan sekolah mereka sendiri. Menurut suhardi dalam
(Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya, 2009-9).

Komentar

Postingan Populer